![]() |
Maidologi; Rak Sambat, Rak Nikmat |
Rak sambat, rak nikmat
Level manusia biasa seperti kita ini masih boleh sambat. Justru sambat bisa meringankan beban kita. Berbeda levelnya dengan yang suka maido. Bagi mereka, kita gak boleh sambat. “Bok rak sah kakean sambat.” sampai peringatan “Sambat terosssssss.”
Memang hampir semua niat wong maido itu baik. Mereka ingin mengingatkan kita untuk lebih bersyukur dan menikmati hidup. Wong maido ini levelnya memang selalu diatas rata-rata. Bagi mereka, sambat itu tanda rasa kurang bersyukur. Wong maido kui wong sing linuwih. Terlebih soal perhatian, dan mengingatkan. Juara!
Padahal di level awam seperti kita ini. Nek rak sambat, rak nikmat. Punya teman atau ketemu seseorang yang bisa disambati saja sudah bagus. Apalagi kok bisa sambat. Nikmatnya itu yang luar biasa. Disitulah kita juga mesti bersyukur, masih bisa sambat.
Sambatan
Itulah kenapa ditengah-tengah kita ada istilah sambatan. Kata lain dari gotong royong. Maknanya adalah saling meringankan. Membantu tanpa pamrih.
Tidak hanya untuk bisa mengungkapkan (sambat), tapi sampai pada tindakan/membantu (sambatan). Sambatan masih kerap dilakukan kepada sedulur/saudara. Jadi sambatan juga bisa merekatkan tali persaudaraan.
Untuk itu tak perlu anti sambat, takut sambat, nyambat, atau sambatan. Kecuali kalau kita sudah pada level maidologi. Yang repot itu nek sambat malah disambati. He'e ra?
Karena di maidologi pantang sambat karo wong sambat. Karena yang sambat perlu semangat. Lebih baik maido wong sambat, daripada malah melu sambat. Maido adalah menyemangati dan mengarahkan.
Kalau gak sambat, rasanya kurang nikmat.
Sudah sambat hari ini?
Masook leek
ReplyDelete